Senin, 29 September 2014

Selatan Butuh Mobil tangki air

Fenomena krisis air bersih sepertinya sudah menjadi persoalan tahunan yang kerap kali terjadi saat memasuki musim kemarau. Upaya droping air bersih dari pemerintah kabupatenpun juga telah dilakukan, akan tetapi itu hanya sekedar penawar bagi masyarakat di daerah krisis air, karena droping air itu hanya sekali atau dua kali saja selama musim kemarau berlangsung.

Sudah saatnya wilayah selatan memiliki sarana prasarana untuk kepentingan droping air bersih sendiri, yakni dengan pengadaan mobil tangki air bersih yang ditempatkan di wilayah selatan. Hal ini guna mempermudah pendistribusian air jika masyarakat membutuhkan droping air bersih.

" Karena selama ini setiap desa yang melakukan permohonan droping air bersih, kita selalu menunggu mobil tangki itu dari kabupaten dan ini tentunya membuat warga terlalu lama menunggu, sementara kebutuhan air bersih itu sangat dinanti oleh masyarakat," papar Ackmad Mafrukhi SE, salah seorang anggota DPRD Brebes kepada Brebesnews.co.

Camat Paguyangan, Achmad Hermanto SIP mengakui bahwa memang sudah semestinya ada mobil tangki sendiri di wilayah selatan dan seperti halnya keberadaan mobil Damkar yang juga ditempatkan di wilayah selatan. Tujuna utamanya manakala terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan, pemerintah bisa segera melakukan langkah cepat.

Selain itu, guna menanggulangi kerusakan lampu-lampu PJU di sepanjang ruas jalan Nasional ataupun Provinsi, wilayah selatan juga saat ini sangat membutuhkan mobil PJU yang peruntukan dan posisinya juga di tempatkan wilayah selatan.

" Hal ini memingat ruang jarak yang terlalu jauh dengan kabupaten, sehingga membuat segala sesuatu yang berkaitan dengan penangganan dan penanggulangan menjadi lambat," ungkap camat.

Pemasaran,permodalan dan kwalitas produk menjadi persoalan UMKM

Ada beberapa faktor penentu yang menjadikan para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) kurang maksimal dalam akses usahanya yakni masih lemahnya pangsa pasar dalam menjual produknya, kemudian masih kesulitan dalam mendapatkan permodalan dan yang terakhir masih rendahnya kwalitas dari produk-produk mereka.

Hampir ribuan UMKM di kabupaten Brebes mengalami 3 kendala tersebut, oleh karenanya Kamar dagang industri (Kadin) kabupaten Brebes mencoba melakukan pembinaan terhadap para pelaku UMKM agar mereka mampu menghadapi tantangan pasar yang kian ketat.

Ketua Kadin Brebes, dr.h Agus Sutrisno mengatakan, Sejak tahun 2012 lalu, kadin telah melakukan pembinaan dan upaya itu kini telah membuahkan hasil, terbukti dengan go internasionalnya produk kramik dari desa Malahayu kecamatan Banjarharjo.
Produksi keramik desa Malahayu kecamatan Banjarharjo ini bisa diekspor keluar negri, setelah Kadin Brebes melakukan pembinaan dan study banding ke daerah centra kramik terkenal di Indonesia.

"Upaya ini terus kami lakukan secara bergilir ke seluruh wilayah kabupaten Brebes. Kadin mentargetkan setiap tahun akan membina secara intens untuk para pelaku UMKM di 2 kecamatan yakni satu di wilayah utara dan satu lagi di wilayah selatan," papar Agus.

Menurut Agus, untuk tahun ini prioritas program akan di tujukan terhadap pelaku UMKM dari kecamatan Salem dan kecamatan Paguyangan. Rencananya para pelaku UMKM ini akan dikirim untuk study banding ke Yogyakarta dan Solo, guna menimba ilmu sesuai dengan bidang usaha mereka.

" Karena melihat para pelaku UMKM dari kecamatan salem itu mayoritas pembatik maka kami kirim ke kota Solo. Sedangkan para pelaku UMKM dari kecamatan Paguyangan, kami kirim ke DIY," ujar Agus.

Warwin salah seorang pelaku UMKM dari kecamatan salem menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya atas perhatian  Kadin dan juga pemerintah kabupaten Brebes yang telah perhatian terhadap usaha mereka. Warwin berharap, melalui study banding ini kedepan UMKM yang ada di kecamatan salem pada khususnya dan kabupaten Brebes pada umumnya akan lebih baik serta lebih siap bersaing dipasar global.

" Mudah-mudahan dengan study banding ini, produksi batik kami akan lebih bagus lagi baik dari segi kwalitas maupun kwantitas juga lebih banyak ragam dan corak/motifnya," pungkas Marwin.

Minggu, 28 September 2014

Pemkab Brebes Mulai droping air bersih untuk warga

Pemerintah Kabupaten Brebes melalui Dinas Sosial, Jumat (26/9/2014) siang mulai melakukan droping air bersih bagi warga Desa Taraban kecamatan Paguyangan yang mengalami krisis air bersih akibat musim kemarau yang saat ini melanda.

Kedatangan satu unit mobil tangki berkapasitas 4.000 liter itu langsung disambut warga yang telah menunggu dengan berbagai ragam tempat air seperti ember, jarigen, gentong dan lainnya.
Bantuan droping air bersih ini sedianya akan dilakukan secara langsung oleh Bupati Brebes Hj Idza Priyanti SE, namun karena banyaknya kesibukan Bupati sehingga diwakili oleh Camat Paguyangan Achmad Hermanto SIP disaksikan Kasi Bansos Dinas sosial kabupaten Brebes Suharjo dan kepala desa Taraban Imam Mahdi.

“Alhamdulillah..Kami sangat senang sekali dengan datangnya bantuan droping air bersih ini, karena selama ini kami harus mengambil air dari belik-belik di pinggiran sungai dan sekarang kami bisa menggunakan iar ini untuk keperluan Masak dan air minum,” ujar juriyah (70) salah seorang warga dukuh karang anyar desa Taraban.

Camat Achmad Hermanto SIP mengatakan, bantuan air bersih ini diperuntukkan bagi warga yang mengalami krisis air bersih dan saat ini di kecamatan Paguyangan untuk daerah yang mengalami krisis air bersih tercatat sekitar 3 desa yang telah mengajukan bantuan air bersih, yakni desa Taraban, desa Winduaji dan desa Kedungoleng.

“Dari ketiga desa tersebut untuk jumlah total warga yang mengalami krisis air bersih sekitar 16.500 jiwa,” jelas Achmad Hermanto.

Suharjo selaku Kasi bansos Dinas sosial kabupaten Brebes menyampaikan, dalam pendropingan air bersih kali ini, Pemkab Brebes tidak akan membatasi jumlah bantuan, karena akan disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat yang terkena dampak krisis air bersih itu sendiri. Droping air bersih ini akan dilakukan selagi masyarakat membutuhkan.

“Jadi bagi desa yang saat ini juga mengalami krisis air bersih segera melakukan pengajuan bantuan, karena kami yakin ini tidak hanya terjadi kecamatan paguyangan saja. Terbukti tadi saja kami baru mendapatkan permintaan air bersih di Desa Bantarwaru Kecamatan Bantarkawung,” pungkas Suharjo.

Wisata di Brebes Selatan Butuh sentuhan investor

Kurangnya sentuhan dan pengelolaan investor maupun pihak ketiga membuat lambannya pertumbuhan sektor pariwisata di kabupaten Brebes. Bagaimanapun pembangunan sektor pariwisata di daerah mutlak membutuhkan dukungan dan peran serta para investor. Pembangunan sektor pariwisata sulit dikembangkan bila hanya mengandalkan dana dari anggaran pendapatan dan belaja daerah (APBD) setempat yang dinilai relatif terbatas.

Demikian dikatakan Sekertaris Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Brebes, H. Athoillah SE, MSi didampingi Kasubag program dan pelaporan Haroe Sri Sadono.

Menurut Atho, Sebenarnya untuk kabupaten Brebes banyak sekali potensi wisata yang bisa dikembangkan jika adanya investor yang masuk. Pasalnya saat ini dari sekian banyak Obyek Wisata (OW) yang ada di Kabupaten Brebes, hanya ada enam lokasi OW yang  mampu menghasilkan PAD dalam per tahunnya. Keenam OW tersebut diantaranya Pantai Randusanga Indah (Parin), Waduk Malahayu, Kolam renang Tirta Kencana, Pemandian Air Panas Tirta Husada, Air Panas Cipanas Buaran dan Wisata Agro Kaligua.

" Oleh karenanya kami berencana akan melakukan penataan dan penambahan wahana di beberapa OW yang ada. Akan tetapi jika upaya tersebut tidak didukung para investor yang masuk, tentunya hal ini sangat berat dilakukan," ungkap Atho.

Selain itu, lanjutnya, ada 3 desa dari 17 kecamatan yang saat ini dijadikan sebagai desa wisata, yakni desa Pandansari kecamatan Paguyangan, desa Malahayu kecamatan Banjarharjo dan desa Limbangan wetan kecamatan Brebes. Ketiga desa wisata ini juga jika dikembangkan dengan baik, terlebih lagi dengan masuknya investor untuk ikut serta mengembangkan, bukan tidak mungkin akan mampu meningkatkan PAD kabupaten Brebes.

" Terkadang kendala yang sering kita hadapi dalam mengembangkan potensi sektor pariwisata itu, munculnya pihak pihak yang hanya merecoki saja sehingga kerap membuat para investor batal untuk kerjasama. oleh karenanya dibutuhkan dukungan dari semua pihak, baik dari masyarakat sekitar maupun pemerintah setempat dalam upaya percepatan pertumbuhan sektor pariwisata di kabupaten Brebes," pungkas Atho. (D)
Kecelakaan di jalan Nasional ruas Bumiayu-Purwokerto

Mulai membidik...